Selasa, 07 Oktober 2008

Hiiiii,SeReEEmMmmM!!!!!

oWy,AkU LupHa..
MaSiH aDA sAtU pEngAlAmAn MeNaRiK LaGi
yAnG tERjAdI SaAT LiBuR PuAsa....

Mw tW Ga???





BeNeR Mw Tw???





Ga tAKuUUuuUT???





yAkIn???





SuErRRr???


eHm,OK DeCH..
eH,tp Ga jAdI DECh....nTaR sMuA pAda TaKuUUuuuUUuttttttttttttttt...............
wkwkwkwkwkwk =P

SaHaBaTQ

Terangnya kemilau sang bintang
Tak mampu menandingi
Terangnya cahaya cinta kasih sayang
yang kuberikan pada kalian
ketika kalian hadir dalam hidupku
terasa indah temani sepi

Kalian segalanya bagiku
setiap hari kita bersama
menjalani hari-hari bersama
dengan canda tawa

Aku berharap
aku selalu ada di bayang-bayang kalian
menghilang tanpa jejak
berlari tanpa bayang
lihat aku disini

"Sayang kalian"
Aku berharap
persahabatan kita
sampai besok
karena kalianlah teman sejatiku

Senin, 29 September 2008

Kita Dan Sumpah Pemuda...

Sumpah Pemuda??Apa itu??sumpah Pocong??...Ada sebagian dari kita, pemuda pemudi Indonesia yang tidak mengerti akan Sumpah Pemuda...Memang miris melihat hal-hal seperti ini terjadi...Sumpah Pemuda yang begitu penting dan berharga, yang menyatukan bangsa Indonesia pada zaman penjajahan sampai saat ini...Kita harus memperthankannya, dan melaksanakannya serta membangun bersama negara kita Indonesia tercinta ini..Berikut adalah isi sumpah pemuda zaman daholoe...Semoga ini bisa mengingatkan kita pada pentingnya peran kita sebagai pemuda dan pemudi Indonesia...Hidup Indonesia...Merdeka...Merdeka...

  1. PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
  2. KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
  3. KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda

Puasa dalam Pandangan Buddhis...


Berbicara masalah sehat dalam arti sehat jasmani, tidak dapat dipisahkan dengan masalah sehat secara spiritual, karena ke duanya saling berkait. Kata bijak mengatakan di dalam jasmani yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Demikian juga sebaliknya seseorang yang sehat secara spiritual akan memilih makanan yang sehat untuk sang jiwa. Oleh karena itu makanan bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan akan zat gizi untuk tubuh tetapi juga untuk makanan yang sehat secara spiritual.
Dalam setiap sistem kepercayaan apapun apapun masalah makanan menjadi salah satu kunci penting dalam meniti jalan hidup, sehingga makanan dan makan adalah suatu yadnya atau sadhana bhakti yang harus dipatuhi. Tuhan telah menciptakan planet-planet dengan segala isinya, dan segala kehidupan atau mahluk yang mendiami planet ini. Diciptakan beraneka jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan. Hewan diciptakan dengan keaneka ragaman sifat termasuk juga dalam hal makannya. Setiap spesies telah diberikan kewajibannya (dharma) masing-masing dalam hal makan. Seperti singa tidak berdosa kalau memakan hewan yang lebih kecil karena itulah kewajibannya, namun dia dia tidak akan makan berlebihan dan tidak akan memakan yang bukan haknya, tidak mau makan rerumputan. Demikian juga sapi tidak akan memakan binatang yang lebih kecil, karena kewajibannya hanya makan rumput saja. Demikian juga dengan hewan-hewan lainnya masing-masing sudah mempunyai kewajibannya, hal ini termanifestasi dalam bentuk anatomi yang telah dijelaskan di atas. Demikian juga manusia telah mempunyai kewajiban dalam hal makan. Jadi makan bukanlah sekedar untuk memasukkan makan kedalam perut saja namun ada aturannya sendiri.
Pola hidup vegetarian telah ada sejak peradaban Veda, karena dalam Veda baik sruthi, smrthi dan purana tidak dibenarkan melakukan pembunuhan terhadap hewan. Bahkan orang yang memakan daging dianggap manusia kelas rendah atau disebut candala. Demikian juga peradaban agama-agama berikutnya, tidak pernah ada rekomendasi untuk menyakiti atau membunuh hewan. Perkembangan berikutnya pada zaman Kali banyak manusia tidak lagi mengindahkan anjuran kitab suci, perburuan dan pembunuhan hewan semakin merajalela, hingga di zaman modern saat ini daging dianggap merupakan sumber makanan yang baik dan kebutuhan semakin meningkat, sehingga dibangunlah banyak rumah potong untuk memenuhi kebutuhan daging. Dalam agama manapun sebenarnya tidak dibenarkan melakukan pembunuhan terhadap semua mahluk hidup, karena semua mahluk hidup adalah sesama ciptaanNya yang berarti saudara kita.
"Diet for Transcendence: Vegetarianism and the World Religions (Diet Transendental: Pola Hidup Vegetarian dan Agama-Agama Dunia)" karangan Steven Rosen. Ketika saya membaca buku itu, saya mulai berpikir tentang jawaban yang biasa saya berikan atas pertanyaan yang sering diajukan "Mengapa Anda vegetarian?" Dengan mudah saya membuat daftar manfaat kesehatan seperti menurunkan kolesterol, mencegah kanker, meringankan penyakit jantung dll., semua itu adalah alasan-alasan yang baik untuk tidak makan daging. Tetapi saya tiba-tiba sadar bahwa saya telah lalai menyebutkan alasan yang terpenting: welas asih kepada semua makhluk.
Dalam bukunya, Rosen menunjukkan bahwa Perintah Allah Keenam dalam Alkitab Kristen-Yahudi dan Sila Pertama Agama Budha adalah "Jangan Engkau membunuh" atau "Jangan membunuh". Kata-katanya jelas dan tidak ditujukan khusus hanya kepada manusia. Pengarang tersebut juga menyebutkan bahwa "Aturan Emas" - "Lakukanlah terhadap yang lain sebagaimana engkau ingin yang lain lakukan terhadapmu" - ditemukan dalam hampir semua kitab suci di dunia, menimbulkan pertanyaan "Bukankah hewan juga termasuk 'yang lain'?” Karena mereka hidup, bernapas, berpikir seperti yang dilakukan manusia, dan juga menunjukkan rasa kasih, takut dan marah.


Puasa Dalam Pandangan Iman Buddha


Cinta dan welas asih adalah dasar kepercayaan agama Buddha yang paling penting, yang menjadi alasan mengapa banyak pemeluk agama Buddha yang bervegetaris.Sang Buddha sangat menentang makan daging, dikatakan sebagai dosa besar yang harus disingkirkan. Beliau memandang makan daging sebagai dukungan terhadap pembunuhan, yang bertentangan dengan prinsip tanpa kekerasan.
Agama Buddha percaya bahwa perselisihan antar manusia adalah akibat dari perlakuan manusia terhadap hewan. Jika kita tidak menghargai kehidupan hewan, kita akan kehilangan rasa hormat terhadap kehidupan manusia. Jika kita menjalankan kehidupan vegetaris yang tidak mengandung unsur pembunuhan, membuat kita lebih mudah untuk hidup damai, bahagia, dan mencintai orang lain. Pandangan agama Buddha terhadap hewan dijelaskan dengan sangat gamblang dalam kisah Jakata, yang merupakan reinkarnasi Sang Buddha dalam kehidupan sebelumnya. Kisah ini menunjukkan bahwa membunuh hewan sama dengan membunuh manusia, dengan memerikan contoh bahwa baik Sang Buddha maupun setiap orang, pernah lahir dalam bentuk hewan sebelumnya.
Seperti halnya Weda, hukum karma dalam agama Buddha juga menyatakan bahwa mereka yang berbuat kejahatan dan mengakibatkan penderitaan bagi makhluk hidup akan mendapatkan balasan yang sama dalam kehidupannya kelak. Sang Buddha bersabda ; "Aku memiliki Cinta Kasih kepada makhluk-makhluk tanpa kaki, kepada yang berkaki duapun Aku memiliki Cinta Kasih. Aku Memiliki Cinta Kasih kepada makhluk-makhluk berkaki empat, kepada yang berkaki banyakpun Aku memiliki Cinta Kasih." (Anguttara Nikaya, II, 72). Ketika si nelayan menjawab bahwa namanya adalah Arya, Sang Buddha berkata bahwa para orang mulia (Arya) tidak melukai makhluk hidup apapun, tetapi karena si nelayan membunuh ikan-ikan maka dia tidak layak menyandang nama Arya.
Sang Buddha, bersabda dalam Dhammapada Atthakatha, 270; "Seseorang tidak dapat disebut Arya (orang mulia) apabila masih menyiksa makhluk hidup. Dia yang tidak lagi menyiksa makhluk-makhluk hiduplah yang dapat dikatakan mulia. Sang Budha terkenal dengan ajarannya menentang pembunuhan binatang. Dia menetapkan ahimsa (anti-kekerasan) dan vegetarianisme sebagai langkah awal menuju kesadaran diri dan menyatakan; “Janganlah menyembelih lembu yang membajak ladang kalian sendiri,” dan “Janganlah biarkan kerakusan yang melibatkan pembunuhan binatang”.
Nah banyak lagi kitab suci agama lain yang tidak merekomendasi untuk melakukan pembunuhan terhadap hewan, apalagi untuk kepentingan memuaskan indria.


Sumber: Vegetarian dari Agama sampai Zat Gizi (Oleh: Dr. I Made Wardhana, Sp.KK)


Liburanku...

Selama bulan puasa, sekolahku diliburkan selama sebulan...Karena sekolahku adalah sekolah negeri yang mayoritas beragama Islam...Kegiatan belajarku terhenti...Awalnya aq merasa senang sekali karena dapat terbebas dari guru yang galak serta pr2 yang menumpuk...Tetapi lama kelamaan aq merasa bosan...Hari-hari kuhabiskan dengan kegiatan yang monoton dan membosankan setiap hari...Pagi hari bangun tidur, sarapan, setelah itu aq mulai bingung ingin melakukan apa lagi...Terkadang kubaca novel ataupun iseng ngenet untuk menghilangkan rasa jenuhku...Sore harinya terkadang aq hanya melakukan aktivitas olahragaku yaitu bermain basket...Ini yang cukup menghiburku...Kudapat menghabiskan waktu lebih cepat...Kuingin waktu liburku cepat berlalu, karena kutaksabar untuk bersekolah lagi...Pada saat sekolah yang kita inginkan adalah liburan..Tetapi pada saat libur kita malah ingin masuk sekolah dan beraktivitas dengan rutin serta dapat bertemu dan bermain bersama-sama temen2... Miss u All...

Minggu, 21 September 2008

Yeahh...

Yeaaa..my blog jadi..